MENYELESAIKAN HUBUNGAN? MEMPERBAIKI DIRI.
Mungkin saat ini aku tak bisa menyebutkan satu persatu, namun
banyak yang terjadi saat ini. Dan banyak yang bertanya, setelah menyelesaikan
hubungan, apa kabarku?
Tak tanggung aku ingin berceloteh disini, aku sedikit lelah
dan aku ingin pulang. Melihat jam tanganku kupikir sudah senja. Namun nyatanya
masih mendung sore yang kulihat sekilas dari balik jendela kereta. Aku bergegas
bersiap untuk turun dan transit Manggarai-Bekasi.
Ketika aku telah berpindah, kereta memberiku waktu untuk
sekedar duduk di pinggir rel dan memandang senja yang mulai berani untuk
muncul. Kemudian kurenungkan apa yang aku dapatkan setelah menyelesaikan
hubungan. Apa yang berubah saat ini.
Ya, ketika direnungkan kembali memang tidaklah banyak dan
menguntungkan ketika aku menyelesaikan hubungan itu. Tunggu, bukan
menyelesaikan hubungan tapi tepatnya menyederhanakan hidup. Memastikan yang
belum pasti. Jujur saja, aku cukup merasa kehilangan. Kehilangan orang yang
memotivasiku, kehilangan orang yang mendukungku, kehilangan orang yang ketika
aku salah, dia selalu bisa memberi pengertian kepadaku. Namun, aku juga
kehilangan orang yang mau bersikap dingin padaku. Sedari dulu perbedaan pikiran
yang jauh sudah menyelimuti kami. Butuh sedikit waktu untuk melupakan kebiasaan
dimana, aku selalu menceritakan semua kepadanya. Aku selalu melaporkan hal yang
remeh kepadanya untuk memulai percakapan yang kuputus. Aku harus sering
meletakkan handphone di mejaku.Aku harus sering meng-airplane handphoneku. Aku
harus sibuk untuk tidak bercerita padanya. Sangat sulit. Karena jujur, aku
terlalu menjadi diri sendiri ketika bersamanya. Sepele, namun berpengaruh. Aku
merasa punya teman “bayangan” yang selalu ada. Mengapa bayangan? Ya, akulah
yang memaksakan teman darinya. Itu yang kurasakan, tapi aku menolak pemikiran
itu.
Apa yang ku dapat setelah itu? Tenang. Butuh waktu untuk
meraih ketenangan. Berminggu-minggu. Dengan apa? Aku hanya berkata “mudah,
mudah, dia terpaksa berteman, dia bukan hal penting yang harus dipikirkan”, Membaca bacaan Al-Matsurat, Al-Quran, E-book Novel favorit "Percy Jackson","Classical Novel", Menonton Youtube "TEDxTalks" Channel youtube yang membosankan namun membangkitkan kekepoanku. Itu
yang kulakukan setiap hari, setiap kuingat kebiasaanku, sampai kutulis di
sticky note untuk menyadarkanku. Bukan hanya tenang, tapi sadar. Jangan terlalu
berlebihan memikirkan sesuatu, jangan terlalu berlebihan menyukai sesuatu dan seseorang. Intinya yang berlebihan itu tidak baik. Aku melepaskan semuanya
dengan begitu saja tanpa pemikiran matang. Jadi, agak sulit untuk mengerti
setelah apa yang terjadi. Namun, Tuhanku, Allah Maha Penuntun. Aku menjadi
lebih baik. Tak ada dendam, sesal, kecewa lagi. Aku lebih bisa mengerti mengapa itu
terjadi, ini terjadi, dan mengerti sifat orang sedikit demi sedikit.
Aku sudah terbiasa mendapatkan perlakuan apapun sekarang. Aku
bisa lebih santai menghadapinya. Positifnya, aku punya niat untuk membuktikan
setelah selesai, aku bisa lebih baik. Ya, sedikit lebih baik. Pertama, aku
bukan orang yang pemberani. Tapi aku menjadi lebih berani mengatakan apapun
kepada orang lain. Kedua aku menjadi lebih menjaga hati. Itu hal baik. Karena
aku mudah sekali baik kepada orang. You know what i mean. Ketiga aku lebih
percaya diri, bahwa semua orang akan menerimaku. Ya, itu benar. Karena aku tak
ketergantungan dia lagi. Apa-apa dia.
Setelah satu jam aku duduk, dan melihat kereta berlalu lalang
aku mulai melanjutkan perjalanan pulang. Ya, sore itu kereta Bekasi tidak
terlalu rapat. Namun, tetap aku berdiri, menggantungkan tangan di kait
penggantung atau apalah itu namanya. Sambil merenung, terkadang aku hanya
tersenyum. Apa yang telah aku lalui membuat aku benar-benar sadar. Apa yang
harus aku lakukan.
Apa? Yang kulakukan sungguh aku tidak percaya. Aku mulai
memakai rok, dan sedikit merapikan pakaian. Kau tahu? Biasanya aku malah
berpakaian terlalu rapi. Hanya memakai kaos, celana jeans dilipat, jaket army,
dan sepatu kets/boots. Tapi sekarang setidaknya aku memakai rok. Setidaknya.
Dan kalau agama, aku masih lemah. Tapi jujur aku berterima kasih kepada Allah,
Tuhanku. Menuntunku ke jalan yang lebih baik. Membantuku melakukan hal ini.
Apa yang aku inginkan? Menyudahi ketidakjelasan ini.
Memastikan hidupku lebih berguna lagi, lebih memiliki arti lagi. So, aku hanya
berpikir untuk melepaskan penat yang mengganggu hidupku. Itu saja. Dan fokus
memperbaiki hidup dan berkuliah.
Pernyataan terakhir: “Terlalu bercerita diri sendiri”. Ya,
itu benar. Aku cuma sharing dan menjawab beberapa pernyataan dan pertanyaan
orang lain. Aku tahu pasti banyak yang mengalami ini dan sulit untuk menyelesaikannya.
Sedikit melihat pernyataan yang sedikit menggangguku.
“Terlalu bertingkah. Banyak laki2 yang datang dan pergi. Playgirl.” Serius?
Kalian percaya itu? Kalian menyadari itu? Kumohon, pertahankan hak kalian untuk
berpendapat. Maka berpendapat yang benar dan baik saja. Jangan terlalu mengkhawatirkan orang lain sampai berpendapat buruk sedikitpun tentang orang lain. J
Stasiun terakhir, stasiun Bekasi. Sore itu gerimis mendekat.
Nampaknya ia ingin berteman baik denganku. Aku tak keberatan. Berteman dengan
gerimis lebih menyenangkan dibanding berteman dengan sepi yang tak kuundang
sejak melepaskannya. Bersama gerimis aku mampu menikmati waktuku lebih baik dan mampu memaafkan
diri sendiri lagi.
"Takdirku, sudah ditulis oleh Allah, bersikap baiklah dan perbaiki diri saja. Dia yang memang takdirmu akan datang menemukanmu."



Komentar
Posting Komentar