Antara Logika dan Rasa
Adakalanya
seorang perempuan bosan dengan cinta. Menuding segala macam atas kesalahan yang
telah terjadi padanya. Aku tahu ini mungkin buruk bagi seorang perempuan.
Namun, aku ingin bertanya suatu hal atas apa yang kau lihat. Apakah kami
seorang perempuan begitu buruknya ketika kami marah dan memunggungimu? Apalah
bahasa itu, namun kau pasti seorang lelaki akan berkata “ah, kau terlalu
berlebihan.” Ya. Berkali kali kau akan mengatakan hal yang sama. Namun, apa kau
tidak ingin mencoba merasakan hal tersebut? Tidak. Mungkin kau tidak pernah
berpikir begitu. Kau sungguh bijak. Kau terus berkata harusnya begini. Kau
benar wahai lelaki. Aku tahu yang kau lakukan bukan maksud untuk tak menghargai
kami. Namun, aku tak yakin kalau kau benar-benar mengerti kami. Wahai Lelaki, maukah
kau mencobanya sekali saja? Rasakanlah dan khayatilah kisah yang dialami perempuan.
Berkali kali
katakanlah aku sudah dewasa. Namun, buktinya aku masih saja mengalami kesulitan
dalam hal cinta. Aku dapat katakan, dewasa dan cinta itu saling beriringan.
Maukah kau bertanya? Baik, aku jawab saja. Cinta tanpa ada kedewasaan adalah
mati. Mati. Sekali lagi mati. Tanpa nyawa, tanpa rasa. Tanpa napas dalam jiwa.
Seperti itulah cinta. Kau hanya berusaha membumbuinya dengan prahara namun tak
dapat kau sangkal bahwa cinta yang kau rajut, tak luput dari bebatuan dan
ranting yang mati.
Tapi,
kukatakan. Cinta yang dialami perempuan adalah yang paling lengkap. Perempuan
bumbui dengan berbagai prahara, dewasa, dan kekanakan. Kau tak dapat mengira
seperti itu. Pasti lelaki selalu berkata “ Kau selalu seperti anak kecil.
Dewasalah. Hadapi masalah dengan dewasa” Cobalah kau hapus kata ini dalam
pikiranmu. Bisakah kau coba pahami apa yang perempuan rasakan? Lakukan. Baik,
aku jelaskan. Cobalah kau kembali ke masa anak-anak. Kau akan dengan mudahnya
menyelesaikan masalah tersebut tanpa waktu yang lama. Hanya dengan berbisik
pada rumput, kau sudah bertukar makna. Kau tak pernah pandang masalah tersebut
dengan mata palsumu. Kejujuranmu sungguh terlihat. Baiklah, jika adanya
kedewasaan, kau tentu akan memilah mana jalan yang harus kau ambil untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Kau akan mencoba bijak dan tak terlalu mempedulikan. Namun
disini perempuan bukan seperti itu. Dia hanya akan diam saja jika tak perlu ada
yang dikomentari atau diberi penjelasan apapun. Karena diam menurutku itu
adalah suatu hal yang bijak dalam menghadapi masalah. Pun masalah percintaan.
Jadi sudah
sangat jelas cinta itu beriringan dengan kedewasaan dan kekanak-kanakan.
Kejujuran dipertaruhkan dalam cinta. Jujur adalah sifat anak kecil kan? Jangan
sok menjadi dewasa, jika kau tidak bisa menjadi anak kecil untuk memandang
cinta.
Selain itu
dalam suatu hubungan, ada kata
“kepekaan” yang biasanya selalu terselip. Lelaki pasti selalu berkata, “ya
jangan kode mulu lah, jangan minta dingertiin teruslah. Bilanglah” Memang kata
ini tidaklah salah. Namun, pernahkah kau berpikir apabila kau pun pernah
melakukan hal macam itu? Sadarkah? Menunggu jawabanmu, aku hanya ingin tertawa.
Mengapa? Karena seperti melempar bumerang kepada lawan. Perkataanmu itu akan
kembali kepadamu lagi.
Namun dalam
cinta, aku sungguh salut kepadamu, wahai beberapa lelaki. Ketika perempuan
menyukaimu dari awal dan berakhir bosan. Namun sebaliknya, kau tak menyukai
dari awal namun, seiring berjalannya waktu, bukanlah bosan yang kau rasakan.
Namun, perasaan dimana kau ingin lebih mengenalnya.
Ah sudahlah, bicara tentang hal ini hanya membuatku muak saja. Teruskan saja egomu itu. Lepaskanlah, pecahkanlah, menangkanlah lewat catatan lusuhmu itu http://rizalrfs.blogspot.com/2016/08/antara-logika-dan-rasa.html. Biar representasi ini tak menggantungku begitu saja. Layaknya mendung dirundung duka.
Ah sudahlah, bicara tentang hal ini hanya membuatku muak saja. Teruskan saja egomu itu. Lepaskanlah, pecahkanlah, menangkanlah lewat catatan lusuhmu itu http://rizalrfs.blogspot.com/2016/08/antara-logika-dan-rasa.html. Biar representasi ini tak menggantungku begitu saja. Layaknya mendung dirundung duka.



Komentar
Posting Komentar