Aku Katakan Dulu

Siapa kamu sebenarnya? Yang selalu datang, yang selalu ada ketika Senja jatuh. Siapa kamu sebenarnya? Yang selalu ada meski Senja acuhkan, ketika kau selalu sabar melihatnya dari jauh. Mungkin dia pernah memiliki masa lalu, kamu tentu mengetahuinya. Sungguh kau tahu tentang itu. Apakah kau berdaya meneranginya? Senja tahu kaupun akan lelah menerangi tempat yang tak pernah ingin diterangi.
Kau tahu? Adakalanya hati lelah? Adakalanya tak ada hasrat ingin mencoba? Adakah tanda yang harus Senja pahami untuk memulai semuanya? Kau tahu? Senja hanyalah waktu yang bingung dengan apa yang terjadi. Waktu yang seharusnya datang ketika malam akan tiba. Menjadi penjemput dan Hello human untuk malam. Ya, kau tak tahu.
Kumohon, maafkan dia. Dia membeku kaku diujung jalan. Tak mampu melepas rangkulan siang untuk memeluk malam. Tak mampu berjalan merindukan malam. Karena dia tahu, bahwa pungguk telah merindukan sang rembulan. Dan malam ingin pungguk merindukamnya pula. Namun kau tahu? Senja telah menyimpan segalanya. Tahukah maksudnya? Mungkin itu tanda dari Tuhan agar kau menemukan yang lebih baik. Menemukan apa yang sebenarnya kau cari. Menemukan kenyamananmu sendiri. Bukan membuat orang lain nyaman saja. Kau sudah begitu lelah untuk tersakiti. Bukan hanya karena luka. Namun karena terbiasa untuk menerimanya.
Biarlah, sudah biarlah. Tak perlu bertemu setiap orang baru untuk menyenangkan hati. Untuk menyembunyikan luka ini. Jika pada akhirnya, luka itu tergores lagi. Pada akhirnya senyum itu luntur kembali.
Kau tahu? Terkadang menunggu itu lebih baik. Menunggu semuanya datang dan kembali membuka mata. Kembali menerima. Karena menunggu tidak sepura-pura itu. Keterbatasanku yang justru mampu membuatku menunggu. Menunggu yang pasti. Pasti akan terjadi. Demi dewa cinta yang telah mengaturnya, romannya aku memang jatuh cinta pada menunggu. Dari suatu alasan, aku mampu menunggu, takdir yang tak pernah kutahu.
"Karena ada sebuah alasan, maka tak tergantikan. "

Komentar

Postingan Populer